Jual Tanah Pekarangan dekat Pasar Godean Sleman Yogyakarta, Pinggir Jalan Raya

#jualtanah #jualpekarangan #investanah #invespekarangan #tanah #pekarangan #investasitanah #investasipekarangan

Bismillah.

Dijual tanah pekarangan dekat pasar Godean Sleman Yogyakarta Hanya 3-5 menit berjalan kaki ke pasar Godean Sleman Yogyakarta

– Tanah pekarangan pinggir jalan

– Insya Allah bebas banjir

– Luas tanah pekarangan 624 m2, lebar sekitar 7 meter, panjang sekitar 89 meter.

– Bisa untuk kos-kosan, kios, angkringan, rumah, ternak ikan, warmindo, dll.

– Pernah digunakan untuk warmindo (Warung Makan Indomie) dan lumayan laris.

– 2,6 juta per meter (nego)

– Sertifikat Hak Milik (nomor 02303 pada denah sertifikat)

Untuk Informasi lebih lanjut dapat mengontak: Handowi – 0813-2862-6684 (WA/Telp)

Lokasi Tanah Pekarangan dari Pasar Godean

Lokasi Tanah (ada spanduk kuning dijual di sebelah kiri gambar) dan Keramaian depan Jalan Raya

Denah Tanah pada Sertifikat Nomor 02303

Kondisi bagian Belakang Tanah Pekarangan

Kiwi, Selamat Jalan, Damai di Sana

Hari ini, Kamis, 18 Februari 2021, dari pagi tidak lagi melihat Kiwi. Biasanya setiap kami buka pintu, dan berbunyi karena pintu kami berat dan menggesek lantai (memang dibiarkan gitu, biar kalau ada yang keluar masuk kami tahu) ada Kiwi yang meminta makan, ber-positive thinking kalau kami akan memberi makan. Dari pagi sudah tidak melihat. Sampai malam hati tak tenang dan mencoba bolak balik membuka pintu mencari kehadiran kucing itu sambil memanggil Kiwi… Kiwi… Kiwi…. Hari ini saya sibuk dari pagi sehingga tidak keluar sebelum menemukan Kiwi.

Karena perasaan tidak enak, mulai mencari di depan got dan pekarangan, ternyata menemukan sesosok kucing berbulu hitam, sudah meninggal diantara pohon sirsak dan pot. Pukul 21.30-an kukuburkan Kiwi di tanah depan dapur rumah.

Kiwi ini kucing betina yang baik. Dia kucing yang setia dan tidak pernah pergi jauh dari rumah, selalu pulang, dan walau ketika kami harus pulang beberapa minggu ke Sidoarjo, ketika balik dia tetep setia ada di rumah kami, sering menjaga rumah kami dari kucing kucing yang menyebalkan atau hewan-hewan kecil lainnya. Sudah steril. Memang dibiarkan diluar karena dia tidak cukup tahan hidup di dalam rumah.

Dulu kami menemukan dia di jalan dekat pemotongan ayam Sariwangi Parongpong di sekitar tahun 2018. Ada mobil pick up yang berhenti di depan kami ketika kami naik motor, dan ketika kami lihat di depannya, ada anak kucing hitam yang mengeong dengan scabies parah. Karena tidak tega, kami bawa dia pulang dan dibawa ke dokter hewan. Ternyata dideteksi scabies yang harus disuntik 3 kali untuk sembuh berkala dengan jadwal tertentu, jadi kami membawanya 3 kali ke dokter untuk suntik. Waktu ketemu itu hampir saja dia tidak berbulu karena scabies.

Waktu kecil dia sangat aktif dan cukup bandel… sering merusak tanaman anggrek saya, apalagi ketika saya belajar menanam anggrek dari botol, tray nya sering dia jatuhkan dan bahkan dibuat tidur olehnya. Jadilah sering banyak yang rusak. Saya sempat sangat kesal dengannya. Bahkan matanya pernah bengkak, dan kami coba obati namun walau kempis namun ada seperti selaput yang tidak pernah hilang.

Hari ini, sudah selesai nak misimu di dunia ini. Terima kasih untuk semua. Damai disana. Selamat jalan Kiwi.

Kiwi, bocah yang hampir ditabrak mobil waktu sangat kecil dan scabies sampai bulunya hampir tidak ada, matanya pernah sakit.

Mengapa Biola Tidak Berbunyi? Bagaimana Bermain Biola Bagi Super Pemula

Bismillahirrahmanirrahim….

Sudah agak lama tidak menulis. Kali ini ingin berbagi tentang kenapa biola yang benar-benar baru di beli dalam keadaan baru tidak berbunyi ketika digesek berdasarkan pengalaman pribadi. Kenapa memilih berbagi disini, karena pas waktu awal belajar nyoba googling ga nemu kenapa. 😀

Sebenarnya dari sejak kecil saya ingin belajar bermain biola, karena memang suka musik. Bapak saya seorang yang juga suka musik, beliau pandai bermain harmonika, sering beliau memainkannya dulu. Semoga beliau damai di surga. Aamiin YRA. Tapi dulu tidak punya cukup uang untuk membeli biola, apalagi les biola. Setelah sekian lama, akhirnya kesampaian bisa beli biola. Biola yang saya beli harganya hampir sejutaan. Bagi saya sih sudah bagus dan sudah menyenangkan untuk belajar. Dan terima kasih buat guru saya (mahasiswa saya yang saya minta ajarin saya, Bapak Robi Naufal Kaosar (Asisten praktikum pemrograman saya angkatan 9 2017)) yang telah mengajari saya dalam waktu 2 jam di tempat duduk-duduk dekat Sekolah Labschool Universitas Pendidikan Indonesia beberapa waktu lalu (sebelum pandemi Corona). 🙂

Waktu kecil dibelikan Bapak Ibuk piano kecil Casio (dari tabungan kakak plus saya lalu ditambahin sama Bapak Ibuk). Pas SMP nabung buat beli gitar dan kesampaian, memang dari kecil saya suka mendengarkan musik di radio dan kadang telpon radio request lagu.

Tahap awal untuk belajar biola adalah tahu dulu bagian-bagiannya. Berikut adalah gambar dari bagian-bagian biola.

Bagian Biola (sumber: https://s3.bukalapak.com/uploads/content_attachment/806a728b30e8d76293c6c2c5/w-744/Untitled-1.jpg)

Sebelum memakai biola, perlu melakukan penyesuaian nada dari senar biola. Caranya bisa dipetik seperti gitar saja. Senar paling atas itu nada C, senar kedua itu G, senar ketiga itu D, dan senar terakhir itu A. Caranya tinggal cari aplikasi main piano/gitar di PlayStore, install, kemudian petik senar biola, bandingkan dengan nada piano/gitar di aplikasi. Kalau nada masih jauh beda, bisa putar bagian Tuning pegs, tapi kalau perlu sedikit saja penyesuaian bisa putar bagian Adjuster. Penyesuaian ini memang perlu feelings dan pendengaran yang baik. Kalau super pemula, ya kira-kira aja, kalau udah terdengar mirip, ya berarti udah hehe. 😀

Alat satu lagi adalah bow atau yang dipakai untuk menggesek senar string (istilah untuk senar yang terbuat dari logam, kalau di gitar ada dua jenis senar, yaitu string dan nylon) biola. Bow ini tergantung dari harga biolanya, kalau yang menengah ke atas, bahannya adalah dari ekor kuda, jadi jangan takut kalau ada yang putus hihi, awalnya soalnya bingung saya. Berikut adalah bagian-bagian dari bow.

Bagian-bagian Bow (sumber: http://cdn5.learntoplaymusic.com/blog/wp-content/uploads/2014/09/Arco-Parts-of-the-Violin-Bow.jpg)

Nah, sebenarnya tekstur dari rambut bow ini adalah seperti gambar berikut (bukan keras, tapi lunak).

Tekstur Bow

Jika bow akan disimpan, maka harus dilonggarkan agar tidak menjadi kendor jika terlalu lama di buat tegang. Jika akan dipakai baru diputar bagian screw agar lebih ketat, tidak perlu ketat banget, biasanya sekitar jarak antara kayu dan rambut di bagian tengah bow adalah sekitar 1 cm, yang penting rambut bow sudah kelihatan rapi (sejajar tidak kendor). Seperti gambar berikut.

Keketatan Bow

Nah kalau sudah, sekarang kenalan sama yang namanya rosin. Rosin ini adalah getah yang dipadatkan. Gunanya untuk digesekkan pada rambut bow agar jika bergesekan dengan senar biola menghasilkan bunyi. Karena dari getah dan melekat pada rambut bow sebagai butiran, maka ketika digesekkan dengan senar biola akan menghasilkan serbuk yang lengket dan bisa menempel pada biola. Saya biasanya membersihkannya dengan dilap menggunakan cairan pembersih kaca. Maka jika bukan di awal sebaiknya tidak terlalu banyak menggosokkan rosin ini pada rambut bow. Berikut adalah gambar dari rosin.

Rosin

Bow kalau biola masih baru, ketika digesekkan ke senar biola, biasanya tidak berbunyi karena masih lunak rambutnya.  Oleh karena itu perlu digesekkan rosin ke rambut bow secara merata. Saya masih ingat, Pak Guru saya mengatakan “ini bisa jadi 1 jam pertama cuman ngegosokin rosin ke bow Buk”. Nah, jadi si rosin ini harus digosokkan ke rambut bow secara searah dan merata (tidak bolak balik, jadi digosok dari atas kebawah sehingga semua rambut bow terkena rosin) sampai rambut bow ini kalau digesekkan ke senar biola dapat menghasilkan bunyi. Ini hanya untuk di awal, karena kalau sudah biasa dipakai, paling menggosokkan rosin ini hanya 3 sampai 4 kali secara searah. Rambut bow biasanya di awal berwarna agak kuning, kalau sudah terkena rosin akan menjadi semakin terang warnanya dan agak mengkilap.

Mekanisme penggosokan awal, kalau sudah cukup lama digosok dengan rosin ternyata masih belum bunyi juga ketika digesekkan dengan biola, maka perlu beberapa tips berikut:

  • amplas tipis-tipis dan pelan rambut bow dengan amplas yang halus. Jangan keras-keras, tujuannya adalah untuk membuat sedikit goresan di rambut bow sehingga rosin dapat melekat dengan lebih baik pada rambut bow.
  • amplas tipis tipis dan pelan permukaan rosin sebelum digesekkan ke rambut bow sehingga serbuk yang dihasilkan lebih banyak.

Berikut adalah gambar amplas halus dan rosin yang diamplas sedikit:

Tekstur Amplas Halus

 

Permukaan Rosin Sebelum Diamplas

 

Permukaan Rosin Setelah Diamplas

Untuk menggunakan biola, saya lebih suka menggunakan Shoulder Rest untuk menopang. Bagi saya lebih nyaman, dan saya juga lebih suka dengan posisi biola agak kedepan, karena memudahkan jari saya untuk menekan senar. Silakan mencari posisi yang enak agar bermain biola tidak mengakibatkan sakit leher. Berikut adalah gambar dari Shoulder Rest dan pemasangannya.

Shoulder Rest

 

Shoulder Rest dengan Kedua Holder-nya Ditekuk, Sehingga dapat Masuk ke Case

 

Cara Pasang Shoulder Rest

 

Cara Pasang Shoulder Rest dari Samping

 

Nah sudah, alat tempur sudah siap. Sekarang bagaimana memegang bow. Berikut adalah gambar cara memegang bow.

Cara Pegang Bow dari Sisi Dalam

 

Cara Pegang Bow dari Sisi Luar

Usahakan pergelangan tangan fleksibel mengikuti gerakan bow dan jangan terlalu tegang memegang bow-nya karena kalau terlalu tegang nanti jadi cepat linu di pergelangan tangan dan jari. Posisi memegang biola dan bow adalah sebagai berikut.

Posisi Memainkan Biola (sumber: https://www.wikihow.com/Hold-a-Viola#/Image:Hold-a-Viola-Step-14.jpg)

Belajar pertama adalah menggesekkan bow pada senar biola, coba gesekkan dari sepanjang rambut bow dan usahakan suara yang keluar stabil. Karena tekanan tangan berbeda untuk bow bagian atas, tengah, maupun bawah. Jika tekanan terlalu besar untuk menggesek maka bunyi yang dihasilkan akan kasar, karena gesekan kasar, jika kurang tekanan, maka bunyi yang dihasilkan akan menghilang. Lakukan ini dengan sabar sampai suara stabil dan dengan kondisi bow didorong maupun ditarik untuk semua senar satu per satu sampai suara yang dihasilkan bagus tanpa menggesek 2 senar sekaligus (atau ada juga yang ingin langsung belajar dengan lagu, tidak apa-apa, dicoba saja mana cara belajar yang paling sesuai). Berikut adalah tempat yang harus digesek pada biola.

Tempat Senar Biola yang Digesek dengan Bow

Gesek pada senar yang diberi lingkaran biru, karena jika yang digesek adalah daerah yang diberi lingkaran merah, maka bunyi yang dihasilkan akan mendecit.

Jika menggesek sudah bisa, maka berikutnya adalah belajar nada. Kembali kita ingat bahwa senar paling atas adalah C, senar kedua adalah G, senar ketiga adalah D, dan senar keempat adalah A. Maka jika senar pertama tanpa ditekan dan biola digesek, itu artinya nada C (seringnya dianggap sebagai do). Jika paling ujung senar pertama ditekan, maka akan menjadi D (re) jika digesek, seperti gambar berikut.

Nada D (re)

Pastikan menekannya benar-benar tertekan, karena kalau tidak bunyi yang dihasilkan akan kurang bagus. Berikut adalah nada untuk D, E, F.

Nada D, E, F (re, mi, fa)

D (re) dan E (mi) berjarak 1 nada, maka jarak antara D (re) dan E (mi) adalah 1 jari, sedangkan E (mi) dan F (fa) berjarak 1/2 nada, maka posisinya berihimpitan tanpa jarak. Begitu pula dengan senar kedua, jika dilepas tanpa tekanan adalah nada G (sol), maka ketika ditekan paling ujung akan menjadi nada A (la). Aturan main ini berlaku pada semua senar.

Untuk lagu berlatih, usahakan di awal adalah lagu yang mudah dahulu dan temponya dapat dimainkan lambat. Saya menyarankan lagu berikut untuk belajar di awal.

 

Twinkle, Twinkle, Little Star (sumber: https://notangka-musik.blogspot.com/2018/04/not-angka-pianika-lagu-twinkle-twinkle.html)

 

Practice make Perfect. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat. 🙂

Cara Menaklukan IELTS: Langkah demi Langkah, Jatuh Bangun, Otodidak, Berguru, Apapun

Bismillahirrahmanirrahim….

IELTS (International English Language Testing System) adalah tes bahasa Inggris yang sering dijadikan syarat bagi universitas luar negeri dalam penerimaan menjadi mahasiswa disana (untuk mahasiswa internasional) selain TOEFL (Test of English as Foreign Language) IBT (bukan PTESOL (Profiency Test of English to Speakers of Other Language) atau Latihan TOEFL yang biasanya ada di universitas-universitas Indonesia yang terkadang soalnya pun bisa diulang, jika beruntung bisa dapat soal yang sama dari yang sudah dipelajari). Tes ini, terutama yang Academic Test, dilakukan untuk melihat kesiapan kandidat mahasiswa dalam hal bahasa agar bisa bertahan hidup dalam lingkungan akademik di luar negeri. IELTS memiliki skor yang disebut band dari 0 sampai 9. Rata-rata untuk mahasiswa kandidat sarjana diminta nilai IELTS band 6 dan untuk kandidat mahasiswa master (S2) atau PhD (S3) (bukan Pizza Hut Delivery 😀 tapi Doctor of Philosophy) dibutuhkan band 6.5 untuk ilmu science dan 7 untuk ilmu sosial dimana biasanya setiap modul tidak boleh dibawah 6.

Tes IELTS ini biaya registrasinya lumayan 1 kali gaji pokok PNS dosen golongan 3C 😀 yaitu $215 yang pada 2017 lalu jika dikonversi ke Rupiah adalah Rp. 2.800.000 dan pada 2018 ini menjadi Rp. 2.850.000 di British Council malah Rp. 2.900.000. Bayangkan kerja satu bulan, gaji pokoknya hanya untuk tes IELTS haha 😀 … Saya biasanya melakukan tes IELTS di IDP Bandung jalan Sulanjana No. 3 Bandung yang sudah pindah ke jalan Naripan No. 24A Bandung. Jadwal tes dapat dilihat di website IDP. Pertanyaan mengenai proses registrasi dapat datang langsung ke IDP atau telepon ke IDP. Hasil tes IELTS akan tampil secara online setelah 13 hari dari tanggal tes, dan sertifikatnya dapat diambil di IDP. Namun yang terakhir saya mengikuti tes di British Council Bandung yang tempat tesnya biasanya di hotel Aston Pasteur Bandung, daftarnya online, dan sertifikatnya dikirim ke rumah, biar pegawai IDP yang sudah bosan lihat saya, ga lihat saya lagi tes IELTS disana haha 😀 .

Tes IELTS terbagi menjadi 4 modul yaitu Listening, Reading, Writing, dan Speaking. Listening, Reading, dan Writing biasanya dilakukan dalam secara berurutan dalam satu waktu, sedangkan Speaking biasanya memiliki jadwal tersendiri. Berikut adalah deskripsi singkat dari masing-masing modul:

  • Listening (mendengarkan)
    • Listening dibagi menjadi 4 section dimana setiap section berisi 10 pertanyaan dan biasanya dikerjakan dalam waktu 30 menit. Jadi total pertanyaan ada 40 pertanyaan. Setiap section memiliki sebuah rekaman yang diperdengarkan hanya sekali. Rekaman itu biasanya berisi:
      • Section I: Percakapan dua orang untuk mengisi data pendaftaran. Biasanya di bagian ini yang menantang adalah penyebutan angka (jika kita tidak biasa dengan penyebutan angka dalam bahasa Inggris, misalnya harga atau nomor telepon) dan spelling dari nama atau kota juga tidak mudah jika kita tidak biasa menggunakan huruf dalam bahasa Inggris (misalnya penyebutah etch untuk H, i untuk E, e untuk A, dan ai untuk I, ini bisa terbalik-balik jika tidak biasa). Biasanya rekaman diberikan waktu jedah untuk menjawab sebagian soal, misalnya dari 1-5 dan dari 6-10. Sebelum rekaman dimulai biasanya ada waktu 30 detik untuk kita membaca soal.
      • Section II: Biasanya berisi seseorang yang menerangkan sesuatu. Biasanya rekaman diberikan waktu jedah untuk menjawab sebagian soal, misalnya dari 11-13 dan dari 14-20. Sebelum rekaman dimulai biasanya ada waktu 30 detik untuk kita membaca soal. Hal yang menantang dari section ini adalah fokus kita, kita bisa kehilangan fokus mendengarkan karena hanya ada satu orang yang berbicara panjang.
      • Section III: Biasanya berisi percakapan 2-4 orang yang berbeda, dan kita hanya bisa membedakan siapa saja mereka dari intonasi dan jenis suara. Biasanya rekaman diberikan waktu jedah untuk menjawab sebagian soal, misalnya dari 21-22 dan dari 23-30. Sebelum rekaman dimulai biasanya ada waktu 30 detik untuk kita membaca soal. Hal yang menantang dari bagian ini adalah mengingat siapa saja yang bicara, karena pertanyaan yang muncul seringnya adalah siapa mengatakan tentang apa.
      • Section IV: Biasanya berisi seorang pembicara yang bercerita panjang lebar tentang suatu topik. Bagian ini, tidak ada jedah dalam mengerjakan soal, biasanya langsung dari soal nomor 31 hingga 40. Jedah ada di awal rekaman yaitu 1 menit untuk membaca soal. Hal yang menantang dari bagian ini adalah fokus seperti pada bagian II dan tidak ada jedah di tengah yang membuat kita harus lebih fokus dalam waktu yang lebih panjang.
    • Pengisian jawaban jika pertanyaan kebetulan adalah isian maka harus sesuai ketentuan, misalnya tidak boleh lebih dari 2 kata, dan kata harus sama persis, misalnya jika jawabannya adalah “BOOKS” dan kita jawab “BOOK” maka dianggap salah. Misalnya jika jawabannya “BOOK” dan kita jawab “THE BOOK” sedangkan perintahnya hanya satu kata, maka dianggap salah. Misalnya jika harusnya jawabannya adalah “John Miller” dan kita jawab “john miller” maka akan dianggap salah karena itu nama orang yang huruf kapital memiliki posisi di depan. Maka dari itu untuk lebih aman, saya lebih suka pakai huruf kapital semua biar tidak kena jadi salah karena salah huruf besar atau kecil. Soal juga tidak sama persis dengan rekaman, ini disebut parafrase atau menggunakan sinonim misalnya: di rekaman “the flower was cultivated by farmer” maka pertanyaannya bisa “who was do nursery to the flower?”
    • Ukuran band dari Listening ini bergantung jawaban benar yang bisa kita kerjakan. Untuk mendapatkan band 7 paling tidak hanya boleh salah 2 buah soal dalam setiap section. Berikut ukuran band dari modul Listening:

IELTS Listening Band (http://ieltsliz.com/ielts-band-scores/)

  • Reading (Membaca)
    • Reading biasanya terdiri dari 3 bagian (section) setiap bagian biasanya ada bacaan yang terdiri dari 800-1200-an kata yang dijadikan bekal untuk menjawab sekitar 15 soal tiap bagian, jadi dalam 60 menit kita harus membaca sekitar 3000 kata dan menjawab 40 pertanyaan. Waktu pengerjaan Reading keseluruhan adalah 60 menit. Jadi kita harus pandai-pandai untuk mengatur waktu yaitu sekitar 20 menit untuk satu bagian.
    • Reading juga banyak parafrase seperti pada Listening yang saya tulis di atas.
    • Berikut ukuran band dari modul Reading:

IELTS Reading Band Score (https://www.ivisaworld.com/ielts/)

  • Writing (Menulis)
    • Writing dibagi menjadi 2 bagian yaitu Task 1 dan Task 2. Keduanya harus diselesaikan dalam waktu 60 menit.
      • Task I: Kita harus membuat tulisan yang baik mengenai deskripsi data di dalam beberapa jenis diagram. Tulisannya tidak asal nulis angka-angka yang ada di diagram 😀 ….. tapi menuliskan apa bagian menarik yang perlu diangkat dari diagram yang ada dan menuliskan perbandingan satu dengan yang lain sehingga tulisan memberikan informasi yang baik dan menarik. Dalam Task I ini kita harus menulis minimal 150 kata dan bobot penilaian dari Task I adalah 33%.
      • Task II: Kita harus membuat tulisan mengenai topik yang diberikan di soal. Ini juga menulisnya tidak sembarangan 😀 …. harus sesuai topik, harus membuat susunan paragraf yang baik, dan harus menyatakan realitas atau fakta, bukan perasaan 😀 (no baper). Dalam bagian ini bobot penilaian adalah 67% dan minimal harus menulis 250 kata. Berikut adalah gambar pembagian waktu dan penilaian dari Writing.

 

Pembagian Writing (https://www.ieltsg.com/2018/02/ielts-writing-task-2-academic.html)

  • Berikut adalah ukuran penilaian Writing:

IELTS Band Score Writing Task 1 (https://yes-ielts.tishkirkland.com/mod/page/view.php?id=606)

 

IELTS Band Score Writing Task 2

  • Speaking (Berbicara)
    • Speaking dilakukan dengan mekanisme berbicara dengan penutur asing (native speaker) yang menjadi examiner secara tatap muka tiap peserta, jadi di ruangan itu biasanya hanya ada seorang peserta tes dan examiner.
    • Speaking dilakukan dalam 3 sesi diantaranya:
      • Sesi 1: Biasanya pertanyaan pengenalan, tentang nama, keluarga, kota lahir, kebiasaan, dll
      • Sesi 2: Kita diberikan topik dengan 4 pertanyaan mengenai topik itu yang dituliskan pada kartu, kemudian kita diberi waktu 1 menit untuk menuliskan apa yang akan kita bahas sebagai jawaban, dan setelah itu ya kita ngoceh tanpa interupsi selama sekitar 2 menit.
      • Sesi 3: Diskusi dengan examiner dengan topik yang dipilih oleh examiner.
    • Dalam speaking, grammar itu penting, pronounciation itu penting, jadi kalau pertanyaannya past tense ya jawabnya past tense, kalau cerita masa lalu ya pakai past tense, ya begitulah 😀 .
    • Berikut adalah penilaian dalam speaking:

IELST Band Score Speaking

 

Pengalaman

IELTS ini bukanlah hal mudah bagi saya karena memang diantara kemampuan potensial akademik saya, paling rendah adalah kemampuan verbal. Tes Potensial Akademik (TPA) itu nilainya dari jangkauan 200-800 dan dari ketiga penilaian (verbal = bahasa, numerikal = angka, figural = gambar), nilai saya paling kecil di verbal, itulah mengapa belajar bahasa untuk saya itu bukanlah hal yang mudah.

Hasil TPA

Dari tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman saya tes IELTS… berapa kalikah?…. haha… 8 kali saudara-saudara 😀 …. wah habis banyak dong ya…. saya mikirnya kalau uang sudah tidak di tangan saya, berarti sudah bukan hak saya lagi hihi 😀 …. dan Tuhan Maha Pandai mengatur rejeki… tidak usah khawatir.

Berikut pengalaman saya yang mungkin bisa dijadikan ukuran jika ada yang akan mengambil tes IELTS sehingga mungkin bisa lebih sedikit tes dan lebih berhasil dengan tidak mengulangi kesalahan saya 🙂 :

  • Tes I: Sabtu, 18 Maret 2017 (IDP Bandung)

    • Persiapan yang saya lakukan sebelumnya adalah:
      • Tes PTESOL di UPI dengan skor 560 pada 18 Maret 2016.
      • Mengikuti program workshop gratis IELTS di UPI selama 5 hari dari jam 8-15 dari 15 Agustus – 19 Agustus 2016, disinilah saya mengenal bagaimana mekanisme tes IELTS untuk pertama kalinya. Dari uji coba di workshop ini nilai saya adalah:
        • Listening: 6.5
        • Reading: 5
        • Writing: 5.5
        • Speaking: 5.5
        • Overall Band: 5.5
      • Mengikuti IDP IELTS Preparation untuk 9 hari dengan biaya Rp. 2.400.000 dari tanggal 6-16 Maret 2017.
    • Hal yang saya rasakah di tes pertama ini adalah:
      • Listening
        • Saya merasa tidak bisa mendengar secara jelas setiap kata di dalam rekaman, sehingga hanya bisa mendengar sekitar 40-60% saja dari rekaman.
        • Saya tidak terbiasa dengan sebutan angka dan huruf dalam bahasa Inggris, sehingga ketika ada pertanyaan menuliskannya saya harus berpikir untuk mengkonversi rekaman menjadi bahasa Indonesia di otak saya baru saya bisa tulis, namun ini membuat saya kehilangan waktu fokus mendengarkan, karena rekaman terus berjalan. Hasilnya banyak yang saya rasa saya tertinggal.
      • Reading
        • Banyak kata yang saya tidak tahu artinya sehingga tidak memahami maksud bacaan, hanya bisa memahami bacaan 40-50% saja.
        • Tidak banyak tahu sinonim kata jadi ketika pertanyaan diparafrase, saya tidak mengerti.
        • Kemampuan memahami bacaan saya sangat lambat dan waktu terus berjalan.
      • Writing
        • Di task 1 saya hanya menulis angka-angka tanpa diolah dan dianalisis hal menariknya, grammar dan vocabulary seadanya. Menulis 150 kata bagi saya sulit.
        • Di task 2 saya hanya menulis yang saya pikirkan seadanya, yang penting bisa sampai 250 kata, dan ini tidak mudah, karena harus memikirkan ide tulisan beserta kata-kata yang akan ditulis.
      • Speaking
        • Grammar saya acak kadut, hampir semua menggunakan present tense.
        • Beberapa kali saya berhenti bicara karena berpikir, apa bahasa inggris dari kata yang ingin saya ucapkan.
        • Saya terbata-bata karena nervous sekali.
    • Hasil dari tes pertama saya ini adalah:

Hasil Tes IELTS I

Hasil ini belum memenuhi syarat, sehingga saya mencoba melakukan tes lagi di bulan berikutnya.

  • Tes II: Kamis, 20 April 2017 (IDP Bandung)

    • Persiapan yang saya lakukan sebelumnya adalah:
      • Belajar otodidak saja dari buku, internet, dan latihan yang saya tahu namun dengan beban lebih karena kegagalan tes yang pertama, rasanya berat di pundak dan kepala, ditambah juga masih harus tetap mengajar, mengerjakan penelitian, mengoreksi ujian dan lain-lain.
    • Hal yang saya rasakah di tes kedua ini adalah:
      • Listening
        • Saya merasa tidak bisa mendengar secara jelas setiap kata di dalam rekaman, sehingga hanya bisa mendengar sekitar 40-60% saja dari rekaman. Masih sama dengan kondisi tes pertama.
        • Saya tidak terbiasa dengan sebutan angka dan huruf dalam bahasa Inggris, sehingga ketika ada pertanyaan menuliskannya saya harus berpikir untuk mengkonversi rekaman menjadi bahasa Indonesia di otak saya baru saya bisa tulis, namun ini membuat saya kehilangan waktu fokus mendengarkan, karena rekaman terus berjalan. Hasilnya banyak yang saya rasa saya tertinggal. Masih sama dengan kondisi tes pertama.
      • Reading
        • Banyak kata yang saya tidak tahu artinya sehingga tidak memahami maksud bacaan, hanya bisa memahami bacaan 40-50% saja. Masih sama dengan kondisi tes pertama.
        • Tidak banyak tahu sinonim kata jadi ketika pertanyaan diparafrase, saya tidak mengerti. Masih sama dengan kondisi tes pertama.
        • Kemampuan memahami bacaan saya sangat lambat dan waktu terus berjalan. Masih sama dengan kondisi tes pertama.
      • Writing
        • Di task 1 saya hanya menulis angka-angka tanpa diolah dan dianalisis hal menariknya, grammar dan vocabulary seadanya. Menulis 150 kata bagi saya sulit. Masih sama dengan kondisi tes pertama.
        • Di task 2 saya hanya menulis yang saya pikirkan seadanya, yang penting bisa sampai 250 kata, dan ini tidak mudah, karena harus memikirkan ide tulisan beserta kata-kata yang akan ditulis. Masih sama dengan kondisi tes pertama.
      • Speaking
        • Grammar saya acak kadut, tapi sudah mulai belajar menggunakan past tense.
        • Beberapa kali saya berhenti bicara karena berpikir, apa bahasa inggris dari kata yang ingin saya ucapkan namun lebih berkurang dari tes pertama.
        • Saya terbata-bata karena nervous.
  • Hasil dari tes kedua saya ini adalah:

Hasil tes IELTS 2

Hasil ini belum memenuhi syarat, sehingga saya mencoba melakukan tes lagi di bulan berikutnya.

  • Tes III: Sabtu, 13 Mei 2017 (IDP Bandung)

      • Persiapan yang saya lakukan sebelumnya adalah:
        • Belajar otodidak saja dari buku, internet, dan latihan yang saya tahu namun dengan beban lebih karena kegagalan tes yang kedua, rasanya lebih berat di pundak dan kepala, ditambah juga masih harus tetap mengajar, mengerjakan penelitian, mengoreksi ujian dan lain-lain.
      • Hal yang saya rasakah di tes ketiga ini adalah:
        • Listening
          • Saya merasa tidak bisa mendengar secara jelas setiap kata di dalam rekaman, sehingga hanya bisa mendengar sekitar 40-60% saja dari rekaman. Masih sama dengan kondisi tes kedua.
          • Saya tidak terbiasa dengan sebutan angka dan huruf dalam bahasa Inggris, sehingga ketika ada pertanyaan menuliskannya saya harus berpikir untuk mengkonversi rekaman menjadi bahasa Indonesia di otak saya baru saya bisa tulis, namun ini membuat saya kehilangan waktu fokus mendengarkan, karena rekaman terus berjalan. Hasilnya banyak yang saya rasa saya tertinggal. Masih sama dengan kondisi tes kedua.
        • Reading
          • Banyak kata yang saya tidak tahu artinya sehingga tidak memahami maksud bacaan, hanya bisa memahami bacaan 40-50% saja. Masih sama dengan kondisi tes kedua.
          • Tidak banyak tahu sinonim kata jadi ketika pertanyaan diparafrase, saya tidak mengerti. Masih sama dengan kondisi tes kedua.
          • Kemampuan memahami bacaan saya sangat lambat dan waktu terus berjalan. Masih sama dengan kondisi tes kedua.
        • Writing
          • Di task 1 saya hanya menulis angka-angka tanpa diolah dan dianalisis hal menariknya, grammar dan vocabulary seadanya. Menulis 150 kata bagi saya sulit. Masih sama dengan kondisi tes kedua.
          • Di task 2 saya hanya menulis yang saya pikirkan seadanya, yang penting bisa sampai 250 kata, dan ini tidak mudah, karena harus memikirkan ide tulisan beserta kata-kata yang akan ditulis. Masih sama dengan kondisi tes kedua.
        • Speaking
          • Grammar saya mulai lebih baik.
          • Terus aja ngomong walau entah kemana, dan kata yang saya tidak tahu, saya jabarkan dengan kalimat.
    • Hasil dari tes ketiga saya ini adalah:

    Hasil IELTS 3

    Hasil ini belum memenuhi syarat, sehingga saya mencoba melakukan tes lagi di bulan berikutnya.

  • Tes IV: Sabtu, 8 Juli 2017 (IDP Bandung)

    • Persiapan yang saya lakukan sebelumnya adalah:
      • Belajar otodidak saja dari buku, internet, dan latihan yang saya tahu namun dengan beban lebih lebih lagi karena kegagalan tes yang ketiga, rasanya berat di pundak dan kepala, ditambah juga masih harus tetap mengajar, mengerjakan penelitian, mengoreksi ujian dan lain-lain.
      • Hal yang saya rasakah di tes keempat ini adalah:
        • Listening
          • Saya merasa tidak bisa mendengar secara jelas setiap kata di dalam rekaman, sehingga hanya bisa mendengar sekitar 40-60% saja dari rekaman. Masih sama dengan kondisi tes ketiga.
          • Saya tidak terbiasa dengan sebutan angka dan huruf dalam bahasa Inggris, sehingga ketika ada pertanyaan menuliskannya saya harus berpikir untuk mengkonversi rekaman menjadi bahasa Indonesia di otak saya baru saya bisa tulis, namun ini membuat saya kehilangan waktu fokus mendengarkan, karena rekaman terus berjalan. Hasilnya banyak yang saya rasa saya tertinggal. Masih sama dengan kondisi tes ketiga.
        • Reading
          • Banyak kata yang saya tidak tahu artinya sehingga tidak memahami maksud bacaan, hanya bisa memahami bacaan 40-50% saja. Masih sama dengan kondisi tes ketiga.
          • Tidak banyak tahu sinonim kata jadi ketika pertanyaan diparafrase, saya tidak mengerti. Masih sama dengan kondisi tes ketiga.
          • Kemampuan memahami bacaan saya sangat lambat dan waktu terus berjalan. Masih sama dengan kondisi tes ketiga.
        • Writing
          • Di task 1 saya hanya menulis angka-angka tanpa diolah dan dianalisis hal menariknya, grammar dan vocabulary seadanya. Menulis 150 kata bagi saya sulit. Masih sama dengan kondisi tes ketiga.
          • Di task 2 saya hanya menulis yang saya pikirkan seadanya, yang penting bisa sampai 250 kata, dan ini tidak mudah, karena harus memikirkan ide tulisan beserta kata-kata yang akan ditulis. Masih sama dengan kondisi tes ketiga.
        • Speaking
          • Grammar saya lebih baik dari tes ketiga.
          • Terus aja ngomong walau entah kemana, dan kata yang saya tidak tahu, saya jabarkan dengan kalimat.
    • Hasil dari tes keempat saya ini adalah:

Hasil IELTS 4

Hasil ini belum memenuhi syarat. Dan karena batas waktu pedaftaran beasiswa tidak terkejar, maka saya putuskan untuk berhenti tes di tahun ini dan berpikir butuh waktu untuk berlatih.

  • Tes V: Sabtu, 3 Februari 2018 (IDP Bandung)

    • Persiapan yang saya lakukan sebelumnya adalah:
      • Belajar otodidak saja dari buku, internet, dan latihan yang saya tahu.
      • Banyak mendengar radio streaming seperti ABC Radio Australia, PRI (Public Radio International), BBC.
      • Banyak mendengar Film.
      • Banyak mendengar contoh-contoh IELTS listening.
      • Belajar menulis.
      • Banyak membaca yang berbahasa Inggris minimal 3-5 artikel sehari.
    • Hal yang saya rasakah di tes kelima ini adalah:
      • Listening
        • Saya merasa bisa mendengar rekaman 80-100%.
      • Reading
        • Saya merasa bisa memahami tulisan 70-90%.
      • Writing
        • Di task 1 saya mulai bisa menuliskan hal yang perlu diangkat dari angka-angka.
        • Di task 2 saya belum bisa menyusun ide dan menulis dengan terorganisasi, serta merasa kehabisan waktu.
      • Speaking
        • Grammar saya lebih baik namun saya hanya bicara pendek-pendek dan tidak berusaha menjelaskan.
        • Terus aja ngomong walau entah kemana, dan kata yang saya tidak tahu, saya jabarkan dengan kalimat.
    • Hasil dari tes kelima saya ini adalah:

      Hasil IELTS 5

      Hasil ini belum memenuhi syarat, sehingga saya mencoba melakukan tes lagi di bulan berikutnya.

  • Tes VI: Sabtu, 3 Maret 2018 (IDP Bandung)

    • Persiapan yang saya lakukan sebelumnya adalah:
      • Belajar otodidak saja dari buku, internet, dan latihan yang saya tahu dan langsung ke contoh yang ada di IELTS.
      • Banyak mendengar contoh-contoh IELTS listening.
      • Belajar menulis langsung soal-soal contoh yang ada di IELTS.
    • Hal yang saya rasakah di tes keenam ini adalah:
      • Listening
        • Saya merasa bisa mendengar rekaman 80-100%.
      • Reading
        • Saya merasa bisa memahami tulisan 70-90%.
      • Writing
        • Di task 1 saya bisa menuliskan hal yang perlu diangkat dari angka-angka.
        • Di task 2 saya mulai bisa menyusun ide dan menulis dengan terorganisasi.
      • Speaking
        • Grammar saya lebih baik dan saya berusaha menjelaskan jawaban saya.
        • Terus aja ngomong walau entah kemana, dan kata yang saya tidak tahu, saya jabarkan dengan kalimat.
      • Hasil dari tes keenam saya ini adalah:

Hasil IELTS 6

Hasil ini belum memenuhi syarat juga

  • Tes VII: Sabtu, 14 April 2018 (IDP Bandung)

    • Persiapan yang saya lakukan sebelumnya adalah:
      • Belajar otodidak saja dari buku, internet, dan latihan yang saya tahu dan langsung ke contoh yang ada di IELTS.
      • Banyak mendengar contoh-contoh IELTS listening.
      • Belajar menulis langsung soal-soal contoh yang ada di IELTS.
      • Les privat ke Chemistry English Course dengan guru Pak Tashid dan minta koreksi Pak Abi IDP.
      • Les online melalui feedback hasil latihan menulis pada Pak Eddy Suaib dari Kampung Inggris Studio Pare Kediri, Jawa Timur sebanyak 3 kali dimana yang pertama gratis.
    • Hal yang saya rasakah di tes ketujuh ini adalah:
      • Listening
        • Saya merasa bisa mendengar rekaman 70-80% tapi karena badan agak kurang sehat jadi beberapa miss listening.
      • Reading
        • Saya merasa bisa memahami tulisan 70-90%.
      • Writing
        • Di task 1 saya bisa menuliskan hal yang perlu diangkat dari angka-angka dan sebisa mungkin membahas semua angka terutama mengenai trendnya. Dan yang paling penting adalah membuat perbandingan dalam menceritakan, jadi dalam satu kalimat itu isinya membandingkan antara angka dari subjek yang satu dengan angka dari subjek yang lain.
        • Di task 2 saya mulai bisa menyusun ide dan menulis dengan terorganisasi dengan grammar yang lebih baik dan keterkaitan antar kalimat serta antar paragraf lebih baik, tapi jumlah kata yang saya tuliskan kurang 😦 . Jadi disini kunci menulis adalah antar paragraf ada hubungan, ada yang menghubungkan, dan antar kalimat juga ada hubungan dan ada yang menghubungkan, bisa menggunakan kata ganti, atau konjungsi.
      • Speaking
        • Grammar saya lebih baik dan saya berusaha menjelaskan jawaban saya.
        • Terus aja ngomong walau entah kemana, dan kata yang saya tidak tahu, saya jabarkan dengan kalimat.
    • Hasil dari tes ketujuh saya ini adalah:

Hasil IELTS ke-7

Masih kurang… hahaha…. benar-benar diuji kemauan… mau berjuang lagi atau menyerah 😀 .

 

  • Tes VIII: Sabtu, 7 Juli 2018 (British Council Bandung)

    • Persiapan yang saya lakukan sebelumnya adalah:
      • Belajar otodidak saja dari buku, internet, dan latihan yang saya tahu dan langsung ke contoh yang ada di IELTS.
      • Banyak mendengar contoh-contoh IELTS listening.
      • Belajar menulis langsung soal-soal contoh yang ada di IELTS.
    • Hal yang saya rasakah di tes kedelapan ini adalah:
      • Listening
        • Saya merasa bisa mendengar rekaman 80-100%.
      • Reading
        • Saya merasa bisa memahami tulisan 70-90%.
      • Writing
        • Di task 1 saya bisa menuliskan hal yang perlu diangkat dari angka-angka dan sebisa mungkin membahas semua angka terutama mengenai trendnya. Dan yang paling penting adalah membuat perbandingan dalam menceritakan, jadi dalam satu kalimat itu isinya membandingkan antara angka dari subjek yang satu dengan angka dari subjek yang lain.
        • Di task 2 saya mulai bisa menyusun ide dan menulis dengan terorganisasi dengan grammar yang lebih baik dan keterkaitan antar kalimat serta antar paragraf lebih baik. Jadi disini kunci menulis adalah antar paragraf ada hubungan, ada yang menghubungkan, dan antar kalimat juga ada hubungan dan ada yang menghubungkan, bisa menggunakan kata ganti, atau konjungsi.
      • Speaking
        • Grammar saya lebih baik dan saya berusaha menjelaskan jawaban saya.
        • Terus aja ngomong walau entah kemana, dan kata yang saya tidak tahu, saya jabarkan dengan kalimat.
      • Di hari tes saya masih merasa kurang sehat karena kena flu dan batuk 2 bulan lamanya dan belum benar-benar sembuh, ditambah telinga beberapa kali jadi bindeng.
      • Hasil dari tes kedelapan saya ini adalah:

Hasil IELTS ke-8

Overall Band sudah memenuhi, tapi writing-nya belum lagi 😦 … kemudian saya berusaha meminta LoA conditional untuk mengurus beasiswa, namun ternyata pihak Monash University sedang ada perombakan besar-besaran sehingga email saya 2 bulan tidak direspon… calon supervisor saya mengundurkan diri dan tidak bersedia menjadi supervisor saya lagi. Ya sudah…. yang penting saya sudah berusaha 🙂 …. Sekarang skill bahasa Inggrisnya dipakai buat ngajar mata kuliah bahasa Inggris, biar manfaat 😀 .

 

Tips dan Strategi

  • Keseluruhan
    • Mengikuti workshop atau pelatihan yang gratis maupun berbayar sangat baik untuk memberikan pengetahuan awal dan trik atau tips atau strategi, namun hanya sebatas itu. IELTS adalah mengenai skill/keterampilan bukan hanya sebatas pengetahuan maka pelatihan hanya akan mengisi di bagian pengetahuan. Jadi jika pengetahuan-pengetahuan ini sudah diketahui, ya tidak perlu ikut pelatihan. Latihan saja yang banyak.
    • Membeli buku untuk belajar. Buku dapat membantu untuk memahami namun tetap hal terpenting adalah berlatih. Buku yang menurut saya paling enak untuk belajar adalah “Succeed in IELTS” yang berisi 9 tes dan pembahasan yang memberikan penjelasan mengapa jawaban harus seperti itu. Buku ini berbahasa Inggris, jadi enak sambil melatih juga.

 

  • Buku Succeed in IELTS

     

    • Membaca keras artikel berbahasa Inggris (membaca dengan diucapkan). Ini adalah tips dari Pak Guru saya (tapi beliau ga mau disebut guru, maunya disebut teman chat :D, namanya Pak Agung Toto Wibowo seorang dosen Universitas Telkom yang dikenalkan teman angkatan saya S1 yaitu Ade pada Oktober 2017 lalu, Ade ini juga dosen Universitas Telkom juga, Pak Agung sedang mengambil S3 di Aberdeen Skotlandia.), kata beliau ini adalah tips dari gurunya dulu waktu ikut les di IEDUC (International Education Centre) Bandung. Pak Agung bercerita, untuk mendapatkan skor IELTS 6.5 beliau berlatih sekitar 1-3 jam setiap hari selama 1.5 tahun 😀 ….. weleh… kalah saya semangatnya. Ada satu hal yang paling saya ingat dari beliau, “jangan tanya mengapa orang lain mau membantu dengan sukarela” 🙂 terima kasih Pak. Jadi mekanisme dari membaca keras adalah:
      • setiap hari cari artikel berbahasa Inggris yang disukai (bisa juga pakai artikel yang ada pada latihan Reading pada IELTS di internet atau di buku yang ada), siapkan minimal 3-5 artikel.
      • baca keras setiap artikel, kalau ada kata yang tidak dimengerti bisa berhenti untuk ke Google translate, atau ke Google search untuk mencari artinya, tidak perlu diingat, karena membuat stres saja kalau diingat, kalau kata itu penting, maka akan sering kita temui di artikel, sehingga kita mengingat karena sering dibaca.
        • Pada awalnya terasa berat memang, rasanya stres, rasa enggan untuk membaca berbahasa Inggris itu tinggi sekali, namun harus terus punya motivasi untuk berusaha.
        • Pada awalnya juga mulut suka pegal, karena kita tidak terbiasa melafalkan kata-kata berbahasa Inggris.
        • Keuntungan dari melakukan metode ini adalah:
          • lama-kelamaan mulut kita terbiasa tidak lagi pegal saat membaca keras.
          • terbentuk di bawah sadar bahwa kita seperti bisa ganti mode ke bahasa Inggris dan bahasa Indonesia saat diperlukan.
          • menambah kekayaan vocabulary atau pengenalan kata dalam bahasa Inggris.
          • terbiasa dengan tatanan kalimat yang sering digunakan dalam artikel.
        • Tetaplah yakin bahwa Tuhan memberi melihat dari usaha yang telah kita lakukan untuk perkenananNya, jadi kalau Tuhan sudah berkenan, ya kita tiba-tiba jadi bisa saja, kalau belum, itu rasanya kayak kita tidak akan pernah bisa…… tetaplah ingat bahwa Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang, masak sudah tiap hari “ngesot” mengemis cinta 😀 (ya usaha, doa, tetap berbuat baik, tidak sibuk ngurusin jeleknya orang lain, rendah hati, sibuk memperbaiki diri dan introspeksi) …. tidak juga dikasih. Ilmu kan hakikatnya dari Dia 😀 … tugas manusia mah “ngesot” saja “mengemis cinta” padaNya.
    • Syarat agar Tuhan berkenan memberi adalah sabar… jadi mohon maaf, sebenarnya ga ada cara instan 🙂 . Tuhan ga bisa dipaksa-paksa buat ngasih bukan 🙂 … mana yang Tuhan mana yang hamba. Ini bisa dibuktikan dari pengalaman saya ketika setiap bulan mengambil tes IELTS di tahun 2017, nilai tidak dapat bertambah secara instan, jadi sebisa mungkin tidak mengikuti jejak pengalaman saya di bagian itu. Waktu itu sih saya berusaha ngejar jadwal pendaftaran beasiswa, dan ternyata belum diberi sama Tuhan. Tuhan tahu yang terbaik 🙂 .

 

  • Listening
    • Tidak ada rahasia dari menguasai Listening adalah jam terbang dengan banyak latihan dan berlatih. Bahkan saya pernah membaca bahwa durasi minimal untuk bisa memahami Listening adalah latihan mendengarkan selama 1000 jam… iya.. 1000 😀 .
    • Listening bisa belajar dengan mendengarkan radio streaming seperti ABC Radio Australia, PRI (Public Radio International), atau BBC. Ini untuk melatih apakah kita sudah mampu mendengarkan percakapan berbahasa Inggris secara real time atau saat itu juga, bukan ulangan.
    • Mendengarkan film/podcast berbahasa Inggris sambil membaca subtitle berbahasa Inggris dari film itu, banyak subtitle gratis di internet yang bisa diunduh gratis. Film kok didengarkan bukan dilihat…. iya… didengarkan 😀 . Saran saya, pertama coba dengarkan film kartun, karena lebih jelas biasanya bahasanya, tidak nyeret kayak kalau sudah film orang, kalau kartun sudah dikuasai, baru coba film orang. Dan satu hal agar ilmunya berkah, jangan pakai film bajakan 🙂 … kalau minta ke Tuhan masak pakai alat curian, yakin bakal dikasih yang baik 🙂 . Atau kalau tidak ada uang untuk beli film yang halal, bisa mengunduh podcast gratis di internet, misalnya dari website-nya BBC, ada teks-nya juga untuk dibaca setiap mendengarkan. Kalau sudah merasa bisa paham dari mendengar dan membaca teks maka coba dengarkan tanpa membaca teks, kalau sudah oke maka ganti ke film atau podcast yang lain. Dari latihan ini kita belajar memahami bagaimana orang penutur asli bahasa Inggris mengucapkan kata-kata dalam bahasa Inggris… misalnya headache itu dulu saya mikirnya membacanya hed-ek ternyata membacanya hedeg, atau misalnya medicine, saya pikir dulu membacanya medisin ternyata medsin. Hal ini sangat perlu mengingat nanti rekaman Listening yang kita dengarkan adalah percakapan dari penutur asli bahasa Inggris (native speaker).
    • Latihan membaca keras campuran angka dan huruf dalam bahasa Inggris, misalnya XF4567HEI. Saya dapat excel untuk dipakai latihan dari Pak Agung bisa diunduh disini https://goo.gl/7Tm6F1 (buka sheet2 dan gunakan untuk latihan). Ini untuk melatih kita terbiasa dengan penyebutan angka dan huruf dalam bahasa Inggris. Hal ini sangat penting untuk menjawab pertanyaan Listening pada tes IELTS. Atau bisa juga dengan membuat tulisan besar satu huruf/angka yang kita sulit reflek mengingat sambil dilihat dan mendengarkan suara penutur asli diulang-ulang (saya biasanya pakai suara di google translate), ini digunakan untuk mendoktrin ingatan kita.
    • Jika merasa sudah latihan banyak tapi tetap saja tidak bisa mendengar 80-100% dari rekaman… jawabannya …. itu artinya jam terbangnya masih kurang 😀 …. jangan khawatir, saya menulis karena pengalaman haha 😀 … ada saat saya berpikir apakah saya tidak mungkin bisa mendengar… mengapa tidak bisa memahami…. ternyata masalahnya di jam terbang saudara-saudara 🙂 . Tetap jaga motivasi untuk terus berusaha berlatih mendengar 🙂 .
    • Jika waktu mepet menjelang ujian dan merasa belum baik mendengarkan bahasa Inggris sebaiknya latihan mendengarnya langsung membidik tujuan, latihan menggunakan rekaman-rekaman dari soal-soal IELTS yang ada di internet atau dari CD buku. Asah jam terbang langsung disini.
    • Usahakan saat mengambil tes, kita sudah bisa mendengarkan beberapa contoh rekaman Listening IELTS hingga 80-100%, karena jika masih dibawah itu, bisa jadi hasilnya hanya sampai di band 5-5.5.
    • Saat tes kuncinya adalah konsentrasi (saya biasanya mendengar sambil menunduk dan melihat kertas, fokus), pahami pertanyaan, garis bawahi yang sekiranya penting dari pertanyaan dan syarat pertanyaan, misalnya batasan jumlah kata. Jadi saat mendengar kita sudah punya kata-kata kunci sebagai tonggak jawaban dari suara yang diperdengarkan.

 

  • Reading
    • Untuk dapat menaklukan Reading adalah dengan banyak berlatih membaca artikel berbahasa Inggris, tidak ada cara lain. Jika beberapa buku menyebutkan teknik skimming atau scanning atau apapun lah yang menyebutkan tidak harus membaca semua tulisan, maka saya bisa mengatakan teknik ini hanya berlaku pada orang yang sudah terbiasa memahami artikel berbahasa Inggris 😀 …. kalau masih belum bisa membaca cepat mah… tidak akan bisa pakai teknik-teknik ini 🙂 . Jika kita tidak memahami bacaan maka yang terjadi kita hanya bolak-balik lembar pertanyaan dan bacaan sambil bingung jawabannya dicari dimana. Pengalaman saya terutama jika pertanyaan yang menjodohkan topik paragraf, itu jika tidak paham bacaan maka bingung dalam menjawab. Jadi saran saya disini adalah… banyak berlatih membaca… sudah 😀 .
    • Untuk yang misalnya waktunya mepet, berarti langsung bidik sasaran saja, perbanyak latihan membaca artikel contoh-contoh soal IELTS yang bisa didapat di internet dan dari buku.
    • Usahakan saat memutuskan mengambil tes, kita sudah bisa memahami beberapa artikel di soal-soal Reading sekitar 80-100% dalam sekali baca. Jika belum lebih baik berlatih lagi, kecuali memang memilih untuk mendapatkan hasil kurang maksimal atau gambling saja.
    • Biasakan membaca dahulu pertanyaan, pahami pertanyaan, baru cari di bacaan sambil dibaca, garis bawah yang penting dari pertanyaan dan bacaan.

 

  • Speaking
    • Speaking ini wajib cara menaklukannya adalah berlatih 😀 … harus sering mencoba membaca contoh-contoh pertanyaan dan jawaban dari soal-soal tes Speaking yang banyak ada di internet, jadi kita bisa tahu cara menjawabnya. Juga bisa mencoba mencari dan melihat video-video Speaking di youtube sehingga bisa memahami seberapa ukuran dari band yang kita butuhkan.
    • Belajar untuk tidak ragu berbicara walau salah, terus mencoba dan mencoba… intinya memang harus berlatih…. tidak ada cara instan dan kelancaran bicara itu menjadi nilai plus.
    • Dari pengalaman saya, saat tes, kita sudah tidak sempat untuk berpikir ini bahasa Inggrisnya kata apa atau idenya mau ngomong apa, atau grammar-nya apa… tidak sempat…. jadi sebaiknya selesaikan masalah-masalah ini sebelum melaju daftar tes, kecuali jika ingin mendapatkan nilai band kurang maksimal 😀 .
    • Banyak berlatih Speaking sambil tersenyum walau “perih” 😀 … (apasih).
    • Usahakan selalu mampu menjelaskan setiap jawaban kita, hindari jawaban-jawaban pendek, misalnya waktu ditanya “Do you work?” kemudian kita hanya jawab “Yes”… ini kurang oke… jawaban yang lebih oke adalah “Yes, I work. Actually I am a lecturer, especially computer science lecturer, and I enjoy much to be a lecturer”. Ya agak gimana gitu, tapi ini menunjukkan bahwa kita tidak ketakutan dalam berbicara lebih panjang 😀 .
    • Usahakan saat memutuskan untuk mengambil tes, saat kita berbicara sudah tidak banyak jedah untuk berpikir kata bahasa Inggrisnya apa, atau berpikir grammar-nya apa, atau berpikir idenya apa. Jadi jika tidak tahu bahasa Inggrisnya, usahakan sudah bisa menjelaskan dengan kalimat lain yang kita tahu. Misalnya ingin mengatakan perahu tapi kita tidak tahu bahasa Inggris-nya maka kita bisa berpikir untuk mengatakan “a little water vehicle”.. terkadang examiner-nya akan mengatakan “you mean boat”… trus kita bisa sambil tersenyum bilang “yes, that’s right” 😀 …. biasakan kalaupun grammar salah, teruskan saja ngobrol 🙂 . Dari pengalaman saya, kelancaran bicara sangat memegang peranan penting untuk mendapatkan nilai Speaking (dari pengalaman awal Speaking dapat band 5.5 sampai di band 6.5).
    • Perhatikan grammar, karena terlalu sering grammar salah atau pengulangan kesalahan akan mengurangi nilai.

 

  • Writing
    • Ini yang dari awal saya kecantol melulu nilainya tidak berprogres 😀 …. dan baru oke di tes saya yang ke-7 (iya.. yang ketujuh 😀 ).
    • Dalam kedua task yang ada di Writing, kita harus terlebih dahulu mengenal yang namanya membuat paragraf yang baik. Paragraf yang baik berisi 1 topik utama dan beberapa kalimat pendukung topik utama, tidak boleh ngalor ngidul 😀 … kecuali mau band kecil sudah cukup.
    • Sering-sering membaca contoh-contoh Writing yang baik dan tidak baik sehingga dapat menemukan pola bagaimana menulis yang baik.
    • Sering-sering latihan menulis terutama dalam menuliskan ide. Bisa mencoba mencari soal-soal Writing dan setiap soal coba pikirkan ide yang akan ditulis dari setiap tipe soal. Karena saat tes sesungguhnya kita tidak akan punya banyak waktu untuk memikirkan ide yang akan ditulis.
    • Jangan pernah menuliskan kalimat-kalimat baper (bawa perasaan), sehingga menuliskan penghakiman kepada sekelompok orang tanpa ada fakta. Misalnya menuliskan “They usually tend to be envy to each other.” nah ini termasuk kalimat penghakiman tanpa bukti. Atau menuliskan kalimat baper misalnya “People always treat me different.” ini juga bukan fakta. Jadi pastikan menulis kalimat-kalimat yang logis atau fakta atau pengetahuan umum, misalnya “Since people found fire, they tried to cook the meat.”. Jadi perlu berlatih menulis sesuatu yang lebih logis.
    • Pilih kata-kata yang lebih akademik, misalnya menggunakan purchase dibanding menggunakan buy, gunakan receive dibanding menggunakan get, dan kata-kata akademik lainnya.
    • Tidak menggunakan kata-kata I, we, us, namun bisa diganti dengan one/every person, people, human, mankind, dll.
    • Jika bisa, ada orang yang bisa dimintai tolong untuk memeriksa tulisan yang sudah dibuat, tentu saja yang bahasa Inggrisnya bagus 😀 , dan IELTS-nya sudah lolos. Saya disini meminta tolong pada guru saya di IDP IELTS preparation (Pak Abi, beliau juga mengadakan simulasi IELTS di rumahnya di Arcamanik Bandung, biayanya waktu itu saya pernah ikut Rp. 100.000 untuk semua modul (listening, reading, writing, speaking) nomor WA beliau 0877-2666-2660)

      IELTS Workshop and simulation test (listening, reading, writing, speaking, consulting)

      dan saya juga ikut les privat via chat WA ke Chemistry English Course (kantornya di Cibiru Bandung, nomor WA-nya 0856-2809-986, alamat email: chemistryenglishcourse12@gmail.com), gurunya Pak Ahmad Muqtashid (Pak Tashid), beliau orang Semarang, enak sekali mengajarnya, sangat detail fokus pada kesalahan yang saya lakukan dalam menulis, biayanya Rp. 100.000/pertemuan, satu pertemuan bisa 1-2 jam, dan juga ada biaya registrasi Rp. 100.000 jadi jika 3 kali pertemuan maka harus menstransfer Rp, 400.000 (biaya program IELTS 950 rb/a month (private class), regular class biaya 450 rb, private panggilan 100 rb/meeting, Untuk siswa baru ada biaya pendaftran 100 rb, Office: Jln Cibiru Hilir RT 1 RW 2 (deket sama bunderan cibiru))

      Chemistry English Course

      Kesalahan terbesar saya pada grammatical, ini sangat mengurangi nilai sebagus apapun ide kita menulis. Hampir dua minggu sebelum tes ke-7, saya mendapat respon dari Pak Eddy Suaib salah satu pengajar yang cukup sibuk di Kampung Inggris Studio Pare Kediri Jawa Timur, dan les via online melalui pemberian feedback dari latihan menulis saya, dan sesi pertama gratis. Saya les sebanyak 2 sesi karena sudah mepet dengan tanggal tes terakhir yang bisa untuk mengejar beasiswa AAS 2018. Satu sesinya akan mendapatkan feedback dari 2 tulisan, 1 di task 1 dan 1 di task 2, untuk setiap feedback tarifnya Rp. 150.000. Dari les ini saya mendapat ilmu tata cara menyusun sebuah essay yang baik di task 1 dan task 2 untuk memenuhi kriteria yang dinilai.

    • Task 1: (minimal 150 kata)

      • Bagian ini biasanya berisi mengenai bagaimana menjelaskan sebuah diagram. Isi yang baik sebenarnya bukan hanya menyebutkan angka-angka, namun lebih ke mengangkat yang menarik dari data yang ada di diagram, misalnya membahasa bagian mana yang tergolong tinggi dan bagian mana yang tergolong rendah, kemudian bahas yang ada di tengah-tengah, jadi fokusnya adalah membahas tren atau kecenderungan dari data yang ada di diagram.
      • Paragraf biasanya terdiri dari 3 paragraf, yaitu introduction, body, dan pandangan secara umum kecenderungan yang ada di data diangram (sering juga disebut kesimpulan, namun sebenarnya bukan kesimpulan juga, namun lebih ke pandangan secara umum tentang tren/kecenderungan dari data yang ada di diagram).
        • Introduction: biasanya berisi pertanyaan yang diparafrase, jadi tidak sama persis dengan yang ada di soal, biasanya diawali dengan “The chart represents information about……”. Jangan menulis sama persis dengan soal, karena bisa jadi kata-kata di introduction tidak dihitung.
        • Body: biasanya berisi mengenai analisis tren/kecenderungan yang kita buat. seringnya ada sebuah tabel yang berisi pengelompokan data, berisi tetinggi, terendah dan tengah. Alur paragraf biasanya menyebutkan dengan menarik yang tinggi dulu, kemudian terendah, baru yang tengah. Berikut adalah contoh tabel yang biasa digunakan (tidak selalu seperti ini, sesuaikan dengan soal yang nanti dikerjakan). Disini yang paling ditekankan adalah bagaimana membandingkan data bukan menceritakan data dan bagaimana membuat antar paragraf dan kalimat itu terlihat sambung.
        • Tabel task 1
        • Summary: biasanya berisi 1-2 kalimat yang merupakan ringkasan tren/kecenderungan dari data yang ada di diagram. Dan biasanya diawali dengan “In general, ……” (ini bisa digabung dengan introduction pada paragraf pertama).
      • Sebaiknya banyak berlatih bagaimana untuk melihat tren/kecenderungan data dari diagram.
      • Pola yang baik dalam menulis task 1 ini biasanya:
        • Introduction berisi: parafrase dari soal, kecenderungan trend dari diagram yang disajikan dengan melakukan perbandingan dari tiap elemen data yang dianggap menarik (diletakkan disini yang sebenarnya adalah menjelaskan tren dari diagram).
        • Body berisi: perbandingan nilai dari tiap komponen, jika tidak ada perbandingan maka nilai tulisan akan kurang baik, biasanya body terdiri dari dua paragraf.
    • Task 2: (minimal 250 kata)
      • Bagian ini berisi karangan akademik kita terhadap topik yang diberikan, ada beberapa jenis topik, biasanya berupa dua sisi, misalnya setuju tidak setuju, diskusi, opini, masalah solusi, dan dua sisi pertanyaan.
      • Bagian menantang disini adalah bagaimana mengangkat ide yang bukan jenis baper namun fakta dan logis.
      • Paragraf yang dibuat harus paragraf yang baik secara akademik terutama untuk paragraf inti, yang terdiri dari:
        • topik utama yang merupakan inti dari paragraf akan membahas apa.
        • disertai kalimat pendukung yang dapat berisi:
          • alasan topik itu dibahas sebagai kalimat pendukung.
          • contoh dari topik yang dibahas sebagai kalimat pendukung.
          • contoh fakta atau kenyataan atau bukti dari topik utama paragraf sebagai kalimat pendukung.
          • hasil  keluaran (outcome) atau penguatan dari topik utama sebagai kalimat pendukung.
        • jadi isi dari paragraf itu tidak gado-gado dan ngalor ngidul, kalau masih gado-gado dan ngalor ngidul maka tidak akan bisa menembus band 6 (pernah baca begitu) karena band 6 keatas itu syarat minimalnya bisa membuat paragraf yang baik.
      • Esai biasanya berisi empat paragraf:
        • Introduction: biasanya berisi parafrase dari soal menjadi beberapa kalimat dan ringkasan dari hal-hal yang akan kita bahas di paragraf-paragraf berikutnya (kalimat utama dari paragraf-paragraf berikutnya).
        • Pembahasan sisi pertama: biasanya berisi pembahasan sisi pertama, misalnya jika diskusi, maka bahas sisi pertama, jika masalah solusi maka bahas bagian masalah, jika setuju tidak setuju bisa berisi bagian yang setuju, dll. Pastikan ini sama dan tidak keluar topik dari yang telah diungkapkan di introduction.
        • Pembahasan sisi kedua: biasanya berisi pembahasan sisi kedua, misalnya jika diskusi, maka bahas sisi kedua, jika masalah solusi maka bahas bagian solusi, jika setuju tidak setuju bisa berisi bagian yang tidak setuju, dll. Pastikan ini sama dan tidak keluar topik dari yang telah diungkapkan di introduction.
        • Conclusion: biasanya berisi penegasan setuju atau tidak setuju, berisi opini, dll. Pastikan ini sama dan tidak keluar topik dari yang telah diungkapkan pada badan paragraf sebelumnya.

Pernah ada nasihat, bahwa belajar yang baik adalah belajar dari orang yang berhasil dari banyak kegagalan, karena dia tahu benar setiap fase yang harus dilalui, sehingga dapat memberikan arah fase orang-orang yang diajari 🙂 . Terakhir, untuk semua mahasiswa saya yang saya mengajar pada saat-saat tes ini, semoga memahami bahwa seorang dosen itu tidak hanya mengajar 😀 hihi. Terima kasih. Semoga bermanfaat.

Ada hikmah tersendiri ketika saya berjuang untuk mengambil S3 dalam negeri dan luar negeri selama 7 tahun (2011-2018) namun selalu saja ada halangan. Mungkin memang bukan jalan saya, jadi nanti pensiun dini saja dan bertani di masa tua.

dari FB Kajian Suluk:

“Kalau dipikir-pikir kurang apa saya hidup? Semua kebutuhan lebih dari cukup. Suami memiliki pekerjaan yang bagus, kami memiliki dua anak yang sehat dan pintar, saya pun baru menyelesaikan pendidikan Doktor bidang hukum di London. Tapi entah kenapa di balik semua kelimpahan material ini ada lubang besar di hati saya, sebuah kehampaan yang tak bisa saya pahami. Setiap minggu saat saya menghubungi kedua orang tua yang tinggal di India, selalu saya mencoba meyakinkan mereka bahwa hidup kami bahagia dan baik-baik saja. Dan setiap kali itu juga saat mengakhiri pembicaraan saya merasakan ada gumpalan besar di kerongkongan saya, sesuatu yang tidak bisa saya katakan kepada mereka. Bahwa saya sesungguhnya merasa kesepian dan kehilangan arah. Tidak tega saya mengatakan itu kepada mereka. Pun kepada suami, apalagi anak-anak saya. Hari demi hari rasa itu semakin menguat, hingga suatu hari saya menemukan sebuah celah dimana untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya bisa bernafas lega…”

Itulah kesaksian dari Mira, seorang berpendidikan Doktor di bidang hukum, jebolan salah satu universitas ternama dunia, tapi memilih banting setir dalam hidupnya menjadi Chef. Ia memulai karir masaknya di usia sekitar 40 tahunan, dengan belajar memasak di India kepada ibunya sendiri. Diawali dari membuka “supper club”- semacam ‘warung’ di rumahnya yang lambat laun mendapatkan sambutan hangat dari orang-orang yang menyebarkan informasi mengenai kelezatan makanan dan sambutan hangat tuan rumah secara mulut ke mulut.

Akhirnya Mira, membuka rumah makan yang menyajikan makanan khusus India di negeri Inggris. Restorannya mendapat resensi yang positif dari salah satu penulis kenamaan di negeri itu. Mulailah orang berbondong-bondong datang dan tidak sedikit yang menjadi pelanggan tetap di tempat dimana ia menyalurkan bakat terpendamnya dan berbahagia karenanya.

Itulah sepetik kisah seorang anak manusia yang mencari mata air kebahagiaan hidupnya. Sang mursyid berpesan bahwa selama seseorang belum menemukan mata air kebahagiaan sejatinya yang berupa misi hidup dirinya, maka selamanya sang jiwa akan merasakan dahaga yang hanya akan hilang rasa haus itu manakala ia mengerjakan pekerjaan yang memang bersumber dari benih yang tumbuh dari dalam dirinya.

Bagaimana menemukan misi hidup itu? Tiangnya adalah dengan shalat. Maka mulailah membenahi shalat kita dengan menjaga waktu-waktunya, berwudhu yang baik, memahami bacaannya, dan meresapi setiap kata yang kita panjatkan. Insya Allah dengannya satu demi satu tirai kehidupan akan disibakkan dan kita akan didekatkan kepada “shiraathal mustaqiim”nya masing-masing. Insya Allah.

 

Mengurus Surat Sehat, Bebas Narkoba, Bebas TBC di RSUD Cibabat Cimahi

Bismillahirrahmanirrahim…

Kalau tahun sebelumnya saya berbagi mengurus di RSUD Sidoarjo, kali ini saya ingin berbagi mengenai mengurus surat sehat, bebas narkoba, dan bebas TBC di RSUD Cibabat Cimahi. Kenapa ga ke RSUD Hasan Sadikin Bandung? Dulu waktu masuk PNS tes di Hasan Sadikin, dan antrinya itu karena merupakan rumah sakit daerah tingkat I yang melayani wilayah Jawa Barat. Akhirnya tahun ini saya putuskan mengurus di RSUD Cibabat saja agar antrinya tidak banyak.

Di RSUD Cibabat diperlukan waktu sekitar 3 hari untuk menyelesaikan semua proses. Berikut adalah alur pengurusan surat sehat, bebas TBC, dan bebas narkoba:

Hari ke-1

1. Masuk rumah sakit, tekan tombol tiket parkir, dan parkirkan kendaraan 😀

2. Masuk ke gedung C, naik ke lantai 2 untuk registrasi, siapkan KTP jika belum pernah datang ke RSUD Cibabat atau belum punya kartu pasien. Ambil antrian, kemudian ke loket ketika nomor antrian dipanggil. Disini kita akan didaftar dan ditanya keperluan kita ke rumah sakit. Setelah mengisi formulir dan data dimasukkan petugas, maka akan diberi kartu pasien jika pertama mendaftar, kalau sudah pernah daftar ya kartu pasiennya jangan lupa dibawa. Lalu petugas memberikan surat untuk diberikan ke kasir. Bayar di kasir di lantai yang sama. Terus dapat kuitansi. Disini saya bayar Rp. 140.000, Rp. 40.000 untuk pendaftaran, dan Rp. 100.000 untuk klinik spesialis.

Gedung C RSUD Cibabat

 

Jadwal Pendaftaran

 

Biaya Pendaftaran

 

Biaya Klinik Spesialis

3. Pergi ke poli jiwa yang ada di depan gedung unit gawat darurat masuk koridor sebelah kiri apotik, langsung masuk lalu menemui administrasinya untuk dibuatkan pengantar tes laboratorium untuk bebas narkoba. Kemudian ke laboratorium di gedung unit gawat darurat lantai 2. Pergi ke bagian administrasinya memberikan surat pengantar dari poli jiwa, lalu duduk mengantri dipanggil. Setelah dipanggil, petugas akan meminta pembayaran tes laboratorium sebesar Rp. 375.000 (Rp. 275.000 untuk tes laboratorium, dan Rp. 100.000 untuk pembuatan surat bebas narkoba). Duduk lagi menunggu dipanggil dari ruang sample. Pas dipanggil diberi tempat kecil untuk tempat urin, jadi kita harus mengisinya di toilet lalu meletakkan tempat urin di bak besi sebelah toilet.

Lorong Klinik Jiwa dan DOTS

 

Unit Gawat Darurat RSUD Cibabat

 

Toilet Pasien di Laboratorium

 

Pembayaran Tes Bebas Narkoba

 

Pembayaran Pembuatan Surat Bebas Narkoba

4. Pergi ke gedung D (gedung paling belakang) lantai 1 ke klinik MCU (Medical Check Up) untuk minta surat pengantar ke klinik DOTS guna keperluan tes bebas TBC dan surat sehat.

Gedung D, lantai 1 naik tangga

 

Pintu Masuk Klinik MCU

5. Pergi ke lorong klinik jiwa sebelumnya, namun ikuti alur masuk terus ke lorongnya nanti ketemu sama klinik DOTS, berikan surat pengantar ke petugasnya, dan nanti disiapkan 3 tempat untuk mengeluarkan dahak (1 tempat untuk dahak jam 7 malam, 1 tempat untuk dahak bangun tidur, 1 tempat untuk dahak setelah makan pagi).

Klinik DOTS

Cara mengeluarkan dahak/cairan dari paru-paru dapat dilihat pada video

 

6. Ada juga surat pengantar untuk melakukan rontgen dari klinik DOTS. Kemudian pergi ke gedung C lantai 1, bayar rontgen di administrasi dekat meja informasi Rp. 100.000 kemudian berikan surat pengantar dan copy kuitansi (yang merah) ke kotak di loket klinik radiologi sebelah kiri dari kasir administrasi, kemudian menunggu dipanggil.

Klinik Radiologi

Kuitansi Rontgen

7. Dipanggil untuk rontgen, pastikan tidak memakai logam di bagian dada seperti kalung, pengait bra, atau besi pada resleting. Biasanya diminta ganti baju rumah sakit. Saya beruntung pakai jilbab besar jadi tidak repot karena petugasnya laki-laki.

8. Pergi ke klinik jiwa untuk wawancara dengan dokter psikiater.

Dan setelah disini, selesailah proses hari pertama. Pengurusan hari pertama perlu waktu sekitar 2 jam dari jam 8-10-an

Hari ke-2

Setelah berhasil mengumpulkan dahak untuk sample, datang lagi ke RSUD ke laboratorium di gedung Unit Gawat Darurat lantai 2. Ke petugas lagi, memberi surat pengantar dari klinik DOTS hari sebelumnya, lalu duduk menunggu dipanggil. Setelah dipanggil bayar Rp. 66.000 (per-sample Rp. 22.000) untuk periksa laboratorium sample dahak. Duduk lagi, tunggu dipanggil dari ruang sample. Setelah dipanggil, tempat dahak diberi label petugas dan saya diminta meletakkan di kotak besi dekat toilet. Selesailah proses hari ini. Hari kedua perlu sekitar 45 menit sampai 1 jam.

Kuitansi Tes Dahak

 

Hari ke-3

1.  Ambil surat bebas narkoba dari klinik jiwa.

Hasil Tes Narkoba

2. Ambil hasil tes dahak di ruang hasil laboratorium di gedung Unit Gawat Darurat lantai 2.

Hasil Tes Dahak

3. Ambil hasil rontgen dengan meletakkan kuitansi rontgen di kotak pengambilan di loket klinik radiologi. Duduk lagi menunggu dipanggil.

Hasil Rontgen

4. Setelah dipanggil, dan hasil rontgen diberikan, pergi ke gedung D lantai 1 ke klinik MCU dan berikan hasil rontgen dan tes dahak ke petugas, dan menunggu dokternya. Jika dokter sudah ada maka akan diberikan surat sehat dan bebas TBC berdasarkan hasil yang kita berikan tadi.

Selesailah proses hari ini Hari ke-3 perlu waktu sekitar 1 jam.

 

Jadi total jendral kocek untuk pengurusan surat-surat ini di RSUD Cibabat adalah,

Rp. 40.000 – pendaftaran

Rp. 100.000 – klinik spesialis (MCU untuk surat sehat)

Rp. 275.000 – tes bebas narkoba

Rp. 100.000 – surat bebas narkoba (dari dokter psikiater)

Rp. 100.000 – biaya rontgen

Rp. 66.000 – tes dahak

Total: Rp. 681.000

Semoga bermanfaat.

Memperpanjang SIM di Layanan SIM Keliling Sistem Online

Bismillahirrahmanirrahim…

Hari ini, Kamis 21 Juni 2018 saya mencoba mengurus perpanjangan SIM saya. Ternyata di dekat rumah Ibu saya di Sidoarjo ada layanan SIM keliling dengan sistem online yang melayani perpanjangan SIM dari seluruh Indonesia (Nasional). Sebuah syukur nikmat 😀 …. soalnya kalau di Bandung bisa jadi ngurusnya harus ke Polres Cimahi yang biasanya antrinya… ya begitulah 😀 …. Berikut secara singkat informasi tentang jalannya Layanan SIM keliling sistem online:

Layanan SIM Keliling

 

Lokasi: Mall Lippo Plaza Raya (pintu timur) dekat parkiran, Jalan Jati No. 1 Sidoarjo 61226

SIM yang bisa diperpanjang: SIM A dan SIM C

Jarak waktu masa berlaku SIM: Bisa beberapa bulan sebelum masa berlaku habis (SIM saya habis September saya mengurus perpanjangan bulan Juni di tahun yang sama)

Lokasi Layanan SIM keliling Mall Lippo Sidoarjo

Persyaratan:

  • Membawa SIM dan KTP asli
  • Fotokopi SIM dan KTP masing-masing 2 lembar
  • Membawa bolpoin untuk mengisi blangko

Mekanisme:

  • Datang pagi sebelum pukul 09.00 karena ada petugas yang sudah stand by disitu dari sekitar jam 07.00, kemudian menyerahkan SIM asli yang akan diperpanjang kepada petugas, SIM ini akan digunakan sebagai antrian, yang datang paling akhir maka SIM-nya akan ditumpuk paling bawah oleh petugas. Saya datang pukul 08.30 sudah antrian ke 50. Blangko biasanya disediakan hanya untuk 50 perpanjangan SIM, dan ada sedikit lebih jika setelah tanggal merah sekitar 10-20 blangko. Karena saya mengurus setelah libur maka ada blangko tambahan.
  • Mobil SIM keliling datang pukul 09.00 dan layanan dimulai pukul 09.00-14.00, istirahat pukul 12.00-13.00 (Senin-Sabtu, tanggal merah tutup).
  • Petugas akan memanggil satu per satu sesuai urutan tumpukan SIM yang dikumpulkan sebelumnya untuk meminta KTP asli dan fotokopi KTP dan SIM, kemudian membayar biaya asuransi. Blangko akan disatukan dengan fotokopi KTP dan SIM untuk ditumpuk di meja petugas kesehatan (yang paling akhir akan berada di paling bawah tumpukan blangko). Kartu Asuransi Kecelakaan juga diberikan oleh petugas di meja ini. Kemudian menunggu dipanggil oleh petugas kesehatan.

Kartu Asuransi Kecelakaan

  • Petugas kesehatan akan memanggil satu per satu untuk memeriksa kesehatan (tensi darah, tes buta warna, timbangan berat badan) dan kemudian menuliskan surat sehat serta membayar biaya kesehatan. Untuk proses kesehatan ini diijinkan untuk membawa surat kesehatan dari dokter lain sehingga tidak perlu lagi tes kesehatan di layanan SIM keliling. Surat kesehatan tersebut maksimal dibuat 2 hari sebelum pengurusan perpanjangan SIM, lebih dari itu petugas tidak mau menerima berdasarkan aturan yang ditetapkan.

Antrian Layanan SIM Keliling

 

Antrian Layanan SIM Keliling

  • Blangko akan diberikan untuk diisi, sambil menunggu dipanggil petugas untuk foto.
  • Petugas foto memanggil satu per satu untuk foto, cap jempol, tanda tangan, dan membayar biaya perpanjangan SIM. Kemudian SIM dicetak. Selesai sudah 😀 …. alhamdulillah.

Tempat Foto

 

Petugas Foto

Waktu perkiraan pengurusan: sekitar 3 jam (saya datang 8.30 selesai 11.45)

Biaya:

  • Biaya Asuransi: Rp. 30.000
  • Biaya Tes Kesehatan: Rp. 30.000 (tidak membayar jika membawa surat sehat dari dokter)
  • Biaya Perpanjangan SIM A: Rp. 85.000
  • Biaya Perpanjangan SIM C: Rp. 75.000
  • Jadi jika mengurus SIM C misalnya maka total biaya adalah Rp. 135.000 (asuransi + tes kesehatan + perpanjangan)

Kalau sudah bisa lebih mudah mengapa memilih yang sulit 😀 … terima kasih layanan SIM keliling.

Perjuangan Seekor Kucing untuk Hidup

Bismillahirrahmanirrahim…

Kami memelihara seekor kucing yang kami beri nama Bocol (Bocah Cocol Mayonaise). Kucing ini baik, tidak banyak tingkah, sehingga kami mempercayakan dia berada di dalam rumah karena tidak berbuat kerusakan seperti beberapa kucing yang kami rescue. Bocol dibawa anak-anak kompleks ke rumah kami karena ditinggal mati ibunya. Ini Bocol saat baru datang. Matanya banyak berair, sepertinya masih cengeng.

Bocol baru datang, hanya sebesar tangan manusia

Bocol pakai sweater dari kaos kaki, biar tidak kedinginan

Bocol agak gedean

Namun ada saat dimana Bocol tiba-tiba sakit, suka menyendiri, nafsu makan berkurang, kemudian panas tinggi (sampai hampir 40 derajat). Mulailah Bocol sampai 4 kali dibawa ke dokter dengan dua dokter berbeda serta sempat diinfus dua kali. Terakhir diduga terkena virus panleu atau calici, namun setelah dites negatif (biaya tes Rp. 200.000). Setelah panasnya turun (dengan konsumsi antibiotik dan vitamin), Bocol menjadi lumpuh, semakin hari semakin kaku semua tubuhnya. Kami dan Bocol berjuang membuatnya tetap hidup dengan memberi makan melalui srynge atau suntikan tanpa jarum.

Contoh Srynge

Makanan kucingnya harus yang halus agar tidak macet saat disuapkan, kami memakai Royal Canin Recovery. Perjuangan kami dan Bocol berlangsung sampai 3-4 bulan lamanya. Ada kondisi dimana Bocol hanya bisa menggerakkan matanya. Sedih sekali. BAB dan BAK di tempat tidurnya.

Royal Canin Recovery

 

Bocol Sebelum Sakit

Bocol Sebelum Sakit

Bocol saat Lumpuh dan ototnya kaku

Bocol mulai bisa menyanggah badannya

Bocol mulai agak membaik, namun matanya mulai terkadang jadi juling

Tumor di punggung Bocol

Bocol saat ini

Sampai akhirnya kami sudah melepaskan apapun yang terjadi pada Bocol. Saya mencoba melakukan pijat refleksi pada Bocol dengan olesan sedikit minyak tawon. Dan hasilnya Bocol mulai membaik dan mampu menggerakkan tubuhnya…. Saat ini Bocol sudah bisa berjalan walau masih sering jatuh-jatuh… namun ini menggembirakan. Ujian Bocol tidak berhenti sampai disitu, saat ini Bocol terkena tumor di punggungnya. Kami mencoba mengobati dengan obat herbal campuran ekstrak kulit manggis dan daun sirsak. Tumor di punggung Bocol mulai mengecil.

Bisa dibayangkan seekor kucing berjuang bertahan dengan semua penyakitnya… selalu ada harapan… 🙂 Lekas sehat ya Bocol… Kucing baik.

 

Update:

RIP Bocol pada hari Senin 11 Juni 2018. Kami sedang mudik dan Bocol tidak mau makan kemudian muntah kemudian meninggal. Mbak di rumah yang dititipi tidak paham bagaimana pertolongan pertama pada kucing. Maafkan kami Bocol, terima kasih untuk semua momen indah yang diberikan Bocol, sekarang sudah tidak sakit lagi, bahagia ya disana. Padahal didera ujian penyakit bertubi-tubi dia bertahan, akhirnya sudah selesai. Semua yang hidup pasti mati. (Malam minggu sebelumnya saya bermimpi Bocol meninggal, ternyata memang meninggal sungguhan. Mungkin dia pamit, dan dalam mimpi itu, dia tidak marah kepada kami.)

Kios Samsat di Pasar Kontemporer Sarijadi Bandung

Bismillahirrahmanirrahim,

Salah satu pajak yang harus dibayar oleh warga negara yang memiliki kendaraan bermotor adalah pajak kendaraan. Biasanya saya bayar di Samsat Cimahi di daerah Cibabat Cimahi. Di Samsat Cimahi, biasanya yang paling tidak asyik adalah ngantrinya 😀 . Biasanya prosesnya kita ke bagian informasi yang di depan setelah pintu masuk (mulai buka jam 8), kemudian minta map dan formulir, kemudian mengisi formulir serta memasukkan KTP dan STNK beserta surat pajaknya. Kemudian menunggu dipanggil. Setelah dipanggil, pergi ke loket pertama untuk ditanya-tanya mengenai kendaraan yang dimiliki dan siapa pemiliknya. Kemudian duduk lagi nunggu dipanggil lagi. Setelah dipanggil, kita datang ke loket kedua untuk membayar. Lalu duduk menunggu dipanggil lagi. Setelah dipanggil lagi, baru kita ke loket 3 dan dapat STNK, KTP, dan surat pajak kendaraan kita. Proses selesai….. sedikit ribet kan, belum banyak yang kesana termasuk penyedia jasa bayar pajak kendaraan.

Namun sekarang ada alternatif lain, di pasar kontemporer Sarijadi Bandung (dekat Poltekpos Bandung, lebih tepatnya sebelahnya, masih di sisi jalan yang sama) ada kios Samsat. Petugasnya mengatakan sekarang ada disitu dari Senin sampai Jumat (mulai jam 9, sampai jam berapanya saya lupa bertanya) dan bisa membayar kendaraan dari seluruh wilayah Jawa Barat karena sistemnya sudah online. Tinggal datang, lalu masuk ke jalan masuk pasar, terus ke belakang sampai dekat parkiran belakang, disitulah kios Samsatnya berada. Saya tidak punya fotonya karena waktu itu tidak memotret. Lalu kita serahkan STNK, KTP, dan surat pajak kendaraan, lalu bayar, sudah… no antri saudara-saudara 😀 . Jangan lupa memeriksa apakah surat pajaknya sudah dicap, karena pas saya bayar, petugasnya kelupaan, untung saya periksa 😀 .

Sebelum bayar pajak kendaraaan, jika ingin tahu berapa yang harus dibayar dapat sms ke esamsat dengan format:

esamsat nomorRangkaMesin nomorNIKKTP

misalnya

esamsat HJK123679054777 3215678908542

ke nomor 08112119211

nanti akan dapat balasan biayanya kalau sistemnya sedang tidak error. Jadi sekarang bayar pajak kendaraan no antri 😀 . Semoga bermanfaat.

Pasar Kontemporer Sarijadi Bandung

 

Pasar Kontemporer Sarijadi Bandung di Google Maps

Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Kabupaten Bandung Barat

Bismillahirrahmanirrahim…

Kali ini ingin berbagi bagaimana membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di daerah Kabupaten Bandung Barat yang berbatasan dengan Cimahi. Batas pembayaran PBB setiap tahunnya adalah tanggal 31 Agustus. Jadi sesungguhnya PBB bisa dibayarkan melalui Kantor Pos. Saya biasanya membayar di sebuah Kantor Pos di depan Planet Ban di jalan Cihanjuang Cimahi (Jl. Cihanjuang No. 180 A Cimahi). Tinggal datang, nulis nomor objek pajak (NOP) dan jika sistem PBB online tidak bermasalah ya tinggal bayar berapanya. Selesai sudah. Jadi tidak perlu menunggu SPPT untuk membayar PBB. Tinggal ke Kantor Pos saja yang melayani pembayaran online. Semoga bermanfaat.

 

Kantor Pos Cihanjuang Cimahi

 

Kantor Pos Cihanjuang Cimahi sedang buka

Tips Agar ART (Asisten Rumah Tangga) Betah hingga Bertahun-tahun

Bismillahirrahmanirrahim…….

Saya termasuk yang beruntung mendapatkah ART (asisten rumah tangga) untuk pertama kali mencari langsung dapat yang baik 🙂 , sebuah syukur nikmat. Sering mendengar teman atau tetangga berkali-kali tidak mendapatkan ART yang baik. Kami saat itu memutuskan mencari yang membantu mencuci pakaian karena masuk sekolah S2 dan Ibu yang mempunyai kotrakan paviliun yang kami kontrak menawarkan untuk sharing ART dengan pembagian pembayaran, kami Rp. 150.000 (3 kali mencuci dan setrika dalam seminggu) dan Ibu pemilik kontrakan Rp. 250.000 (karena dari senin sampai sabtu Mbaknya datang ke Ibu pemilik kontrakan) sehingga ART akan menerima Rp. 400.000 sebulan, kami disini hanya mencuci saja, sabun cuci juga dari kami. Kami mengenal Mbaknya (namanya Mbak Ade) sekitar tahun 2007 (11 tahun yang lalu). Namun ada kejadian yang akhirnya kami jadi tahu bahwa Mbaknya hanya diberi uang Rp. 200.000 sebulan dan makanan harian yang dijanjikan adalah makanan sisa. Disinilah kami tidak terima, dan berujung pada kami pindah kontrakan dan Mbaknya ikut kami. Pada awalnya kami tidak langsung percaya, kamar suka kami kunci, namun setelah setahun, Mbaknya selalu mengembalikan uang yang tertinggal di cucian, HP yang tertinggal tidak diambil, dan tidak ada barang hilang. Akhirnya mulai kami percayakan mengasuh anak kami yang tadinya kami titipkan di daycare. Mbaknya pulang ketika kami sudah pulang.

Mbak Ade ketika masih di kontrakan kedua

Pak Usep (yang memegang domba) dan Almarhun Yana anak pertama Mbak Ade dan Pak Usep yang meninggal karena sakit pada usia 18 tahun (di kontrakan kedua)

Candra anak kedua Mbak Ade dan Pak Usep dengan sahabat saya Andik (di kontrakan kedua), sekarang Candra sudah mau SMA

Ketika kami pindah dari kontrakan dengan lokasi agak jauh dari tempat tinggal Mbaknya, awalnya Mbaknya berpikir agak berat karena agak jauh, namun suaminya (namanya Pak Usep) menyemangati dan bersedia mengantar jemput, sampai saat bisa beli motor lagi dan dipakai Mbaknya naik motor sendiri. Mbak Ade dan Pak Usep sudah seperti saudara sendiri, saat pernah harus masuk rumah sakit, merekalah yang membantu kami, karena kami tidak punya saudara di Bandung. Jadi merekalah saudara kami. Saya ingin berbagi tips agar ART yang baik kerasan dan menjadi saudara bagi kita, diantaranya adalah:

  • niat baik bahwa bukan tentang ART dan majikan, namun hubungan saling membutuhkan, jadi tidak ada yang merasa lebih tinggi, simbiosis mutualisme,
  • memberikan gaji yang lebih dari standar ART sebagai tanda terima kasih, terkadang jika ada rejeki juga bisa ditambahkan bonus,
  • sering berbagi apa yang kita makan, dan tidak lupa oleh-oleh jika dari berpergian,
  • tidak banyak mengomentari pekerjaan, misalnya kurang bersih, kurang ini itu, intinya menghargai kerja keras ART dan melepas perfeksionis… karena di dunia ini bukan tentang kesempurnaan, jika ingin yang sempurna, kita dapat mencari Tuhan, datang pada Tuhan,
  • jika mulai terganggu dengan kekurangan, sampaikan dengan santai, haha hihi, komunikasi yang enak, sehingga kita ridho, ART juga ridho,
  • jika ada kesalahan ART, misalnya memecahkan piring, merusakkan keran, merusakkan barang elektronik, coba untuk berpikir bahwa harga barang-barang atau perbaikan barang-barang itu lebih murah dibandingkan harga perasaan yang tersakiti. (atau dasarnya saya tidak suka barang dengan harga mahal 😀 …. saya lebih mengutamakan fungsi dan worth it atau tidak),
  • jika ada pekerjaan, tanyakan ke ART mungkin ada keluarganya yang bisa, kalau pengalaman saya, suami Mbaknya adalah tukang bangunan, jadi apa-apa mengenai renovasi rumah pasti dikasih ke suami Mbaknya, tentu saja honornya juga honor saudara, jadi kita beri lebih dengan ridho, dan suami Mbaknya niat kerjanya dengan ridho,
  • saling membantu dalam kebutuhan insidental, jadi kadang kita yang minta tolong, kadang ART yang minta tolong, saling membantu, tidak perlu terlalu hitung-hitungan, karena jika kita tidak hitung-hitungan, maka ART akan membantu kita dengan tidak hitung-hitungan pula,
  • jika ada barang yang masih bagus namun tidak terpakai, pada awalnya tawarkan ke ART, mungkin ada  keluarganya yang perlu, atau mungkin ART-nya perlu,
  • jika minta tolong pekerjaan lebih, maka tambahkan konpensasi, entah berupa barang, bahan, atau uang, bukan tentang hitung-hitungan, namun tentang simbiosis mutualisme,
  • saling memahami dan memberi toleransi ketidaksempurnaan (uzur) sebagai sesama manusia,
  • saling mendoakan kebaikan.

Jangan takut akan kurangnya rejeki, karena jika kita amanah, maka Tuhan akan menitipkan rejeki orang lain melalui kita. Sudah banyak kejadian tertawa dan menangis kami lalui… perjalanan kehidupan… Terima kasih Mbak Ade dan Pak Usep yang sudah berkenan menjadi saudara kami yang imigran ini 🙂 . Semoga bermanfaat.