Setahu saya manusia itu adalah makhluk yang bisa salah dan seharusnya mengaku salah jika memang salah. Melihat beberapa berita di TV mengenai musibah situ gintung saya menjadi miris. Beberapa pejabat yang terkait malah saling menyalahkan atau bahkan “ngeles” agar tidak disalahkan, atau bahkan melimpahkan tanggung jawab dan kesalahan. Di lain sisi, banyak pihak yang jadi menyalahkan banyak pihak. Kenapa harus begitu? Apakah susah sekali mengakui diri sebagai manusia yang juga bisa salah, dan yang paling penting jika salah adalah meminta maaf dengan ucapan dan perbuatan.
Atau bahkan ada beberapa partai atau caleg yang memanfaatkan kondisi seperti itu. Mengerikan sekali bagi saya orang-orang seperti itu. “Ada ya orang kayak gitu, hidup lagi”.
Manusia adalah makhluk yang bukan Tuhan, jadi tetap manusia itu bisa salah. Kenapa susah mengakui salah dan meminta maaf karena sesuatu terjadi pasti karena andil berbagai pihak.
Seperti halnya pendidikan di Indonesia, untuk kelas perguruan tinggi saja, sering saya melihat dosen memarai mahasiswanya karena ketika maju kedepan tidak bisa menjawab soal. Hal ini membuat mahasiswa tidak berani mencoba kedepan karena takut dan nervous. Dan biasanya juga sering dosen tidak mau disalahkan mahasiswa padahal yang diterangkan itu salah. Kenapa susah sekali berlaku secara manusiawi dimana dosen, mahasiswa, pejabat, caleg, dan semua manusia juga bisa salah.
Aku sering meminta maaf pada mahasiswaku jika aku tidak terlalu menguasai materi yang kuajarkan karena baru kupelajari malam sebelumnya (maklum pekerja serabutan, banyak urusan) dan mereka bisa mengerti. Atau beberapa kali aku memohon pada mahasiswaku untuk tidak menyontek pada mata kuliah yang kuajarkan karena secara moral aku ingin mereka menjadi orang yang jujur (biar caleg-caleg masa depan adalah orang-orang jujur) (menurut sebuah sumber buku ada sekitar hampir 30% orang IT (gak tau dah nambah ato belum sekarang) melarikan diri setelah software-nya dibayar tanpa menyerahkan software, benar-benar tidak bertanggung jawab alias pecundang).
Atau sering juga melihat kondisi orang-orang yang akan memakai software baru malas memasukkan data atau malas belajar menggunakan aplikasi karena merasa tidak ada reward trus software jadi sampah (orang IT = pemulung = hidup dari sampah) atau ada para atasan yang cuman menyalahkan bawahan padahal gak mampu bayar lebih untuk kerja lebih. Begitu susahnyakah menghargai kerja orang lain di dunia ini? Ternyata banyak orang yang merasa dirinya Tuhan, sempurna tidak bisa salah. Semoga aku, kami tidak termasuk orang-orang seperti itu. Amin.