Fenomena Reality Show

Tadinya sih kami berpikir positif lah terhadap beberapa reality show di Trans TV seperti Termehek-mehek, Orang Ketiga, dan Jika Aku Menjadi. Berpikir positifnya sih ya anggep aja itu acara ceritanya emang asli bukan rekayasa. Sebenarnya juga agak anti sama reality show soalnya ada yang di SCTV namanya acara Lemon Tea yang isinya macem-macem, aktingnya parah banget, keliatan boongnya. Nah yang di Trans TV ini tadinya, awalnya kami pikir mungkin ada yang rekayasa dan ada yang beneran, tapi setelah beberapa episode kami amati sekarang kami yakin itu memang acara rekayasa, misal fenomena berikut:

  1. suara pembawa acara dan yang targetnya sama volumenya di depan kamera berarti kan semua pada pakai mikrofon,
  2. orang yang didatangi pasti dah dandan, kalau nggak minimal pake bedak, bahkan tambah blas on di pipi, kalau orang awam pasti tampangnya mengkilat di kamera karena gak pake apa-apa di wajah,
  3. kalau memang tahu traknya kenapa gak dicari sendiri aja, atau diawasi sendiri aja, masak banyak orang lebih memilih buka aib sih he he he he he,
  4. ada sebuah episode termehek-mehek hari sabtu 3 Januari 2009 ceritanya soal orang korban kerusuhan 98 yang gila, saking semangatnya mengamati, kami menemukan kejanggalan, apakah orang gila sempat mencukur alisnya dengan rapi ha ha ha ha ha karena yang jadi orang gila alisnya dicukur rapi.

Ya tapi yang keren tim kreatifnya, lumayan juga cari-cari ceritanya yang heboh dimana titik puncak cerita selalu ada di akhir cerita sehingga bisa membuat penasaran. Kadang jadi mikir apakah rakyat Indonesia emang lebih suka diboongi ya, berat terima kenyataan, dah pusing he he he he he. Ternyata juga banyak orang yang mau dibayar untuk jadi homo, jadi playboy, jadi pecundang, jadi psk pada sebuah reality show yang bisa dianggep orang beneran.

Dan satu lagi, apakah hal seperti itu legal atau bisa disebut kebohongan publik ya? karena gak ada tulisan “semua cerita adalah fiktif belaka, hanya untuk kepentingan hiburan”.